
Myanmar, Bantuan Kemanusiaan Menjadi Sulit di Tengah Konflik
Jakarta, Barpacu–Pihak penguasa militer Myanmar menyebutkan korban tewas gempa bumi dengan skala richter 7,7 melewati angka 1.200 orang di tengah kemungkinan masih akan terus bertambahnya korban, sementara itu jumlah yang lebih besar dan belum diketahui pasti korban luka-luka dan yang belum ditemukan.
Aliran bantuanpun mengalir dan dijanjikan oleh berbagai pihak dan negara, namun kekhawatiran menyeruak akibat masihy berlangsungnya konflik antara kelompok masyarakat dan penguasa militer yang melakukan kudeta sejak tahubn 2020 lalu. Bhkan disaat tak ada bencana bantuan kemanusiaan tak mudah sampai kepada yang membutuhkan akibat penguasa meliter melarang bantuan ke wilayah konflik bersenjata.
Sebagaimana diketahui, Myanmar mengalami guncangan rentetan gempa, salah satunya merupakan gempa dangkal yang berpusat di Sagiang sebuah wilayah yang berhimpitan dengan Mandalay kota kedua terbesar di Manmar, dengan jumlah penduduk 1,5 jutab jiwa.
Gempa yang cukup besar dan juga dirasakan di berbagai negara, dengan kota Bangkok di Thailan yang juga mengalami guncangan dan kerusakan akibat gempa tadi, salah satu bangunan tinggi di Bangkok runtuh saat diterjang gempa dengan puluhan orang diduga terjebak di dalam gedung dan kini masih dilakukan pencarian korban.