
Trump Diniai “Menjual”Ukraina Kepada Putin.
Jakarta, Berpacu– Rencana program seratus hari Presiden Donald Trump terhadap konflik Ukraina dinilai banyak pihak sangat menguntungkan Rusia, khsusunya Putin. Karena terungkap dalam rencana perdamaian tersebut ada prasarat yang justru menjadi ganjalan utama dalam setiap perundingan damai Rusia dengan Ukraina, yakni penyerahan wilayah Krimea beserta empat wilayah lainnya kepaad Rusia dan peninjauan kesertaan Ukraina dalam Nato.
Oleh karenanya pembicaraan Presiden Amerika Serikat dengan Putin selama satu setangah jam, yang oleh pihak Rusia dianggap pembicaraan mendalam dan penuh makna tidak lebih merupakan upaya Trump untuk “menjual” Ukraina dengan kedok perdamaian dengan Putin. Tentu saja rencana seratus hari yang dimulai sejak pelantikan Trump sebagai Presiden 20 Januari lalu menadapat kecaman dari berbagai pihak, terutama dari Ukraina dan Nato.
Apagi janji perdamaian tersebut diulangi lagi oleh menteri keamanan Amerika Pete Hegset dalam pertemuan keamanan di Munich baru-baru ini. yang dipandang oleh Nato dan Ukraina sangat indah terdengar, namun memiliki konsekwensi luas sampai pada terancamnya keamanan Eropa yang dalam janji Amerika merupakan tanggungjawab Amerika sebagai pemberi payung keamanan Eropa.
dari sisi Ukraina apa yang menjadi perbincangan hangat dan lebih bersifat mengagetkan khususnya untuk Presiden Ukraina Vlodimir Zhelenky lebih banyak mencurigai dan menengarai bahwa bisa saja tahun depan Rusia di Bawah kekuasaan Putin akan menyerang Eropa dengan alasan keamanannya terancam, sebagaimana yang dilakukanya ke Ukraina, dimulai dari aneksasi Crimea tahun 2014 lalu. (Fr)